12 Agustus 2009

Prediksi Jawaban Atas Pertanyaan Karni Ilyas Setahun Lalu

Beberapa hari ini kita disuguhkan berita penggerebekan teroris oleh Densus 88 di Temanggung, yang disajikan dengan sangat heboh oleh pihak pers di Indonesia. Dengan pemberitaan ini, saya teringat akan kejadian setahu lalu dimana saya sedang mengikuti kuliah tamu kewirausahaan yang diisi oleh Karni Ilyas.

Setahun lalu, FEUI mengundang Karni Ilyas, yang merupakan produser TVOne saat itu, untuk mengisi materi kuliah tamu tentang kewirausahaan. Karni Ilyas dengan semangat yang berapi-api menceritakan kisah hidupnya yang penuh dengan perjuangan. Klo yg belum tau Karni Ilyas, dia yg sering wawancarai tokoh di TV One sekaligus produser acaranya, kartun dia sering juga tayang di TVOne.

Dimulai saat ia memulai karir di majalah tempo dan keadilan, kemudian membesarkan kedua majalah itu menjadi salah satu majalah dengan oplah terbesar di Indonesia. Kemudian prestasi berikutnya menjadikan Liputan6 SCTV menjadi acara berita terbaik no 1 di Indonesia 2 tahun berturut2. Kemudian ia direkrut RCTI dan melakukan hal serupa ditahun berikutnya. Ia berkata bahwa ia setahun mendapat 3 M gaji dari SCTV. Saat ini ia direkrut oleh TVOne untuk menjadikan TVone menjadi acara berita terbaik di Indonesia, dan hal itu terbukti TVOne kini menjadi salah satu acara berita terbaik dan mendapat beberapa penghargaan. Dia mengatakan bahwa semua prestasi yg diperoleh karena ia berdedikasi penuh pada dunia pers.

Di acara tersebut, iapun menceritakan bahwa ia dengan kantor beritanya adalah yang pertama hadir saat penggerebekan Densus 88 atas tersangka teroris Dr. Azahari di Batu, Malang, Jatim. Ia hadir 30 menit sebelum acara dan sudah berangkat 2 hari sebelumnya dari Jakarta. Ia berhasil merekam penuh detik2 menegangkan "perang kecil" di perumahan terpencil tersebut, yang mengakibatkan Dr. Azahari tewas. Ia dapat dengan bangga menulis di siaran televisi "Courtesy of ******". Sebelum menutup kuliah tamu tersebut, Karni Ilyas mengajukan satu pertanyaan, "Mengapa saya bisa hadir di Malang dengan begitu cepatnya?"

Dengan pertanyaan terakhir tersebut, banyak mahasiswa FEUI yang mencoba menjawab. Salahsatu jawaban terbaik yang saya ingat adalah karena Pak Karni Ilyas memiliki banyak jaringan di kepolisisan sehingga bisa cepat pergi ke malang. Namun sayangnya, jawaban tersebut belum 100% tepat. Ia hanya mengatakan, bahwa memang jawaban itu betul, bahwa ia memiliki banyak jaringan di kepolisisan. Namun jawaban tersebut belum 100% benar menjawab mengapa ia dapat begitu cepat tiba di Malang.
Dan kuliah tamupun ditutup dengan keingintahuan yang besar dari para mahasiswa yang lugu2 tersebut, termasuk saya.

Setahun berlalu. Kini kejadian dengan alur yang sama terjadi. Alur tersebut adalah : teroris digerebek/disergap, pengepungan dan perang kecil beberapa jam, bos teroris terbunuh, pers datang dengan sangat cepat dan nyaris sebelum pesta dimulai, termasuk TVOne. Muncul dalam benak saya, mengapa alurnya bisa sama? serta terngiang pertanyaan setahun lalu.

Saya mencoba memprediksi jawabannya, walaupun belum tentu benar. Sebenarnya, densus 88/ polisi sudah menggerebek/menangkap mereka sebelumnya. Kemudian mereka ditaruh di suatu tempat. Polisi menghubungi pers untuk segera ke lokasi. Teroris dibuat tak berdaya namun tetap diberi kesempatan untuk melakukan perlawanan. Kemudian drama dimulai. Dan hasilnya dapat kita ketahui,,bos teroris (belum tentu benar) tewas, polisi menang. Pers dapat berita yg heboh. Berita setiap hari tentang penggerebekan tsb. Masyarakat semakin senang nonton berita. Pendapatan televisi meningkat. Stasiun televisi dan polisi bagi hasil. Popularitas polisi menanjak dan mendapat pujian dari masyarakat dan SBY. Sumbangan dari Amerika meningkat.Indonesia jadi heboh.

Indikasi jawaban saya adalah : mengapa pers dapat begitu cepat tiba di lokasi, bahkan sebelum pesta dimulai? mengapa pers dapat meliput dengan begitu dekat (bila kita saksikan mereka seperti maen perang2an dengan pers ada ditengah lokasi kejadian)? Klo jawabannya ada di jaringan yang begitu dekat antara pers dan polisi, menurut saya hal tersebut aneh...informasi penggerebekan adalah data intelejen yg rahasia (jadi inget SBY : ini bukan rumor bukan gosip,ini intelejen), mana mungkin pers mendapatkannnya, bahkan mendapatkannya beberpa hari sebelumnya. Karena hal tersebut sangat beresiko menggagalkan operasi karena teroris bisa tahu dari pergerakan pers menuju daerah tertentu. Namun saya juga tidak yakin. wallahualam. Ada yang punya prediksi jawaban lainnya???????????

(oleh Mahasiswa FEUI-06)

Continue Reading...

23 Juni 2009

Pers Mahasiswa : Sebuah Renungan Sejarah

Sejarah pers mahasiswa adalah sebuah kisah romantis yang manis membuahkan hasil gemilang atas momentum penting dalam sejarah Indonesia. Panorama sejarah mendedahkan perjuangan pers mahasiswa sejak zaman colonialisme-imperialisme (1914-1945) persma menjadi sarana penyebaran ide-ide nasionalisme, pembaruan dan kemerdekaan. Sejarah juga mencatat pers mahasiswa terjebak dalam politik elit dan menjadi alat kepentingan politik tertentu, yaitu era demokrasi terpimpin (1959-1966). Memasuki era orde baru tahap awal (1966-1974) persma secara kuantitatif oplahnya memimpin sirkulasi pers nasional, rentang waktu ini ruang public terbuka dan kritik atas kekuasan tidak dilarang tetapi tidak langgeng.

Tahap selanjutnya dari era orde baru (1974-1978) ketika sebuah rezim yang despot perlu menguji soliditasnya pecahlah tragedy Malari yang berdampak pengekangan atas ekspresi politik mahasiswa, persma pun tiarap. Kemudian selama lebih dari satu decade (1978-1990, terjebak dalam rezim yang otoriter, persma tumbuh menjadi semacam kekuatan alternative demokrasi. Hingga era kejatuhan orba dan menjelang orde reformasi (1998), akibat kesalahan pembusukan internal yang dahsyat serta akumulasi penderitaan social akibat mismanajemen Negara menimbulkan massifikasi protes ditabuhlah genderang reformasi, persma membackup gerakan menuju reformasi ini dengan bentuk media aksi atau lazim dikatakan sebagai media propagandis yang berwujud terbitan-terbitan temporer (selebaran-selebaran ajakan turut berdemonstrasi).Pers mahasiswa dalam lintasan sejarah telah membuktikan dirinya sebagai media alternative demokrasi.

Situasi pasca reformasi (21 Mei 1998) ditandai dengan perayaan kemenangan demokrasi ada luapan kegembiraan, kepuasan atau bisa dibilang euphoria. Pers mahasiswa memasuki masa transisi demokrasi, semacam labirin baru bagi Indonesia. Berada dalam situasi baru pers mahasiswa dihadapkan pada problem internal dan eksternal. Problem internal, pertama harus menjawab pertanyaan fungsinya sebagai wadah pembelajaran, semacam motor pembentuk tradisi menulis. Kedua sebagai wadah pembangun kesadaran, semacam tempat persemaian ide-ide baru. Dan yang ketiga sebagai wadah kerja-kerja jurnalistik yang dengan ini pers mahasiswa menjadi milik kampus.

Sedangkan pada problem eksternal ditengah arus globalisasi yang merasuk dalam relung social, politik ekonomi dan budaya yang melanda negeri. Pers mahasiswa dihadapkan pada problem situasi yang melingkupi, berupa hadirnya bermacam fenomena yang memerlukan respon yang mengakar, menjadi semacam bentuk the pers of discourse (pers wacana). Artinya pers mahasiswa menemukan signifikansinya sebagai wadah budaya ditengah mainstream pers Nasional yang lebih dominan serta memiliki kecenderungan profit.***

(dari berbagai sumber)




Continue Reading...

16 Juni 2009

Mandulnya Media Kampus

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), sebuah istilah yang agung dan terdengar “wahh” dikalangan orang awam. Jika kita telaah lebih jauh, Lembaga artinya adalah sebuah institusi, Pers bisa diartikan atau identik dengan media masa, sehingga arti bebasnya adalah sebuah institusi yang menangani media masa dan dilakukan oleh mahasiswa. Lantas apa yang dilakukan oleh LPM, apa hanya berdiri tegak menepuk dada sambil mengatakan – Saya anggota LPM – atau lebih dari sekedar itu.

Sebuah pesan pendek saya terima dari rekan saya – Dimana “Lembaga Pers Mahasiswa???” yang ada takut pada biaya produksi, nunggu momen yang pas, takut dibuang-buang, takut disobek, banyak takutnya, kapan majunya, maunya yang ringan-ringan yang enak-enak dan gampang-gampang, emang saya tukang ketik doang – .

Saya sempat kaget mendapat pesan pendek itu, sebagai insan LPM, saya sempat sedikit geram, seperti mendapat tamparan keras, tetapi kemudian saya tersadar.

Mungkin sebagai insan LPM kita pernah mengalami kejadia seperti itu, ditanya lagi fungsi kita atau malah menerima banyak hujatan. Lantas apa yang harus kita lakukan, apa hanya berdiam diri atau menghujat balik? Jika kita melakukan kedua hal itu berarti memang benar apa yang dilontarkan dalam pesan pendek di atas atau bisa diartikan bahwa – LPM tidak mempunyai tanduk lagi, LPM mandul – .

Apa yang menyebabkan itu terjadi? Salah satunya adalah jika LPM enggan lagi mengungkap kebenaran. Coba kita mengutip salah satu adegan dalam film “Lentera Merah” – Tidak ada kebenaran dalam Lentera Merah (salah satu LPM-red) –. Apakah itu benar adanya? Kita masih tidak mau membuka kebenaran, ketakutan dengan biaya produksi untuk membuat suatu media. Perlu diingat kembali, kita adalah LPM yang pada rezim soeharto sangat ditakuti, setelah reformasi bukan berarti kita pindah ke orientasi bisnis. Kaum mahasiswa dikenal sebagi kaum yang kritis dan idealis, tunjukkan itu.

Ada sebuah kata bijak mengatakan – Di dunia ada dua sinar terang yaitu Matahari di langit dan Pers di bumi –. Insan LPM adalah insan Pers, kalau melemah berarti sinar di bumi akan meredup, sehingga gelap yang akan ditimbulkan, kebenaran akan ditutupi dan kebohongan akan digembor-gemborkan. Apakah kita mau hal itu terjadi?

Mari kita buktikan kalau kita adalah salah satu dari dua sinar terang itu, kita coba terangi bumi kampus, bukan saatnya lagi mahasiswa terjebak dalam lingkungan hedonis. Buktikan kalau kita masih bisa idealis dan kritis.

Pers itu bukan hanya tukang ketik yang hanya memindahkan omongan orang lain ke dalam bentuk tulisan, namun pers adalah pekerjaan hati nurani. Jadi, tunjukkan itu. Ada sebuah ungkapan – Ubah teriakan dengan tulisan – ungkapan itu bukan berarti mengajarkan kita untuk melemah, bukan mengajarkan kita untuk berdiam diri, tapi itu adalah ungkapan untuk menjelaskan kembali cara kita (sebagai insan pers-red) untuk menyalurkan aspirasi kita, untuk mengemukakan kebenaran, berbeda dengan aksi turun ke jalan.

Jadi, masih takutkah kita untuk menjadi lebih kritis? Masihkah kita mengharapkan pamrih untuk memperjuangkan kebenaran? Masihkah kita terus mengungkit-ungkit apa-apa yang sudah kita lakukan untuk membangun LPM bersama? Masihkah terfikirkan oleh kita tua-muda, senior-junior? Coba tanya pada diri kita masing-masing. Kalau toh masih seperti itu berarti benar celotehan “Mandulnya Media Kampus”.***

(data penulis ada pada redaksi)


Continue Reading...

11 Juni 2009

Siap-siap Rebutan Nama di Facebook

Facebook akan menyediakan layanan baru bernama Facebook Username. Karena sifatnya yang 'siapa cepat dia dapat', ditambah banyaknya nama yang mirip, pengguna Facebook perlu siap-siap berebut nama.


Seperti dikutip dari blog resmi Facebook, Rabu (10/6), Facebook Username ini akan digunakan pada alamat profil pengguna Facebook. Jika biasanya url itu tertulis http://www.facebook.com/profile.php?id=123456 maka nantinya url akan menjadi http://www.facebook.com/namapengguna.

Jelas ini akan memudahkan bagi pengguna situs jejaring sosial paling populer di Indonesia itu dalam menyebarkan profilnya. Bahkan alamat itu bisa dijadikan semacam 'identitas' yang, misalnya, dicantumkan pada kartu nama atau curicculum vitae.

Mengingat banyaknya pengguna Facebook yang mungkin memiliki nama sama, situs jejaring sosial itu pun menerapkan sistem 'siapa cepat dia dapat' untuk pengajuan Username tersebut. Pendaftaran mulai dibuka pada Sabtu 13 Juni 2009 pukul 12:01 AM EDT (kurang lebih pukul 11:01 WIB, Sabtu 13 Juni 2009).

Setelah memilih Username, pengguna tak akan bisa mengubah atau mengalihkannya. Username juga bisa digunakan untuk Facebook Page sehingga bisa memudahkan pengelola Page dalam menyebarluaskan halaman yang mereka kelola.

Pengguna yang baru mendaftar di Facebook kemungkinan tak akan bisa segera memilih username untuk profil mereka. Hal ini, menurut Facebook, dilakukan untuk mencegah aksi spekulan.

Daftarkan Username Facebook Anda, pada waktunya nanti, di http://www.facebook.com/username/

Continue Reading...

09 Juni 2009

Plasma dalam Industri Tekstil

Dalam industri tekstil, proses penyempurnaan kain hampir selalu dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari sifat-sifat kain sebelum dikirim kepada konsumen. Banyak cara untuk melakukan penyempurnaan kain, baik secara fisik maupun kimia. Hanya saja pada dalam proses penyempurnaan kain tersebut diperlukan banyak energi yang sampai saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak.

Untuk keperluan tersebut, beberapa industri tekstil telah mengupayakan pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar. Namun bahan bakar minyak maupun batubara, keduanya merupakan sumber daya alam yang terbatas dan dapat habis pada suatu saat. Oleh karena itu perlu dicari teknologi alternatif yang lebih efisien, hemat energi serta lebih ramah lingkungan. Salah satu dari teknologi alternatif tersebut adalah energi plasma. Penggunaan energi plasma mempunyai manfaat yang cukup besar karena dapat menyebabkan proses pengikisan (etching) dan pembentukan radikal bebas, disosiasi ikatan kimia, pembentukan ikatan silang pada permukaan polimer, dan lain-lain.

Contoh-contoh serat alami maupun yang dibuat oleh manusia telah membuktikan bahwa banyak potensi yang dimiliki plasma dalam pengolahan material tekstil. Ini telah dibuktikan dengan suksesnya pengolahan anti-penyusutan pada wool dengan simultan efek posif pada dyeing and printing. Bukan hanya stuktur kimia pada permukaan yang dimodifikasi menggunakan gas plasma yang berbedam tetapi juga topografi permukaanya. Permukaan yang sangat hidrofobik dengan topografi tertentu berkontak dengan air bisa menimbulkan debu dan kotor and mungkin terkontaminasi oleh bakteri dan jamur.

Penggunaan Plasma Untuk Inisiasi Grafting

Kapas

Kain kapas adalah kain yang terbuat dari serat kapas 100% yang molekulnya terdiri dari polimer selulosa. Serat kapas adalah serat selulosa alam yang mempunyai kutikula, lumen dan dinding sel yang kuat sehingga mempunyai kekuatan yang tinggi. Proses etching menggunakan GDP (glow discharge plasma) selama 20 menit menurunkan berat serat kapas sebesar 1, 9 %, sedangkan kekuatan benangnya dari 266 g turun menjadi 230 g, atau turun sebesar 13,5%. Serat kapas dengan ekspos 60 detik sudah dapat untuk inisiasi pada polimerisasi tempel (grafting) terhadap berbagai monomer. Monomer hidroksi etil metakrilat (HEMA) adalah yang paling besar kemampuannya untuk grafting pada kapas, disusul n-isopropil akrilamid (NIPA), metoksi etil akrilat (MEA), hidroksi etil akrilat (HEA), asam akrilat (AA) dan akrilamid (AMD).

Rayon Viskosa

Serat rayon viskosa adalah serat regenerasi selulosa yang dibuat dari pulp kayu cemara dan sejenisnya yang melalui serangkaian proses dan pemintalan basah dapat terbentuk serat. Oleh karena bahan dasarnya selulosa maka serat tersebut termasuk serat yang hidrofil. Serat rayon mempunyai berat molekul dan kristalinitas yang rendah dibanding serat kapas. Sehingga mempunyai kekuatan yang lebih rendah dan kandungan air (moisture regain) yang lebih tinggi, kurang lebih 12% (kandungan air kapas 8%). Pada proses etching dengan GDP selama 20 menit serat rayon mengalami penurunan berat sebesar 6%, sedangkan kekuatan benangnya turun dari 142g menjadi 105g atau turun sebesar 25,06%. Serat rayon viskosa yang terinisiasi selama 60 detik sudah mampu melakukan polimerisasi tempel (grafting) terhadap berbagai monomer. Kemampuan rayon viskosa untuk di-grafting dengan beberapa monomer berbeda dengan kemampuan kapas.

Poliester

Poliester adalah serat sintetik yang terbuat dari kopolimerisasi antara asam tereftalat dengan etilen-glikol membentuk polimer yang strukturnya sangat kristalin. Serat poliester sangat sedikit mengandung gugus hidrofil sehingga termasuk serat hidrofob dan pada kondisi normal mempunyai kandungan air (moisture regain) hanya 0,4%. Etching dengan GDP selama 20 menit menurunkan berat serat poliester sebesar 0,6%, sedangkan kekuatannya turun sebesar 19,2%. Sama halnya dengan serat kapas maupun rayon viskosa, serat poliester dapat melakukan polimerisasi tempeL terhadap berbagai monomer.

Nilon

Nilon (nilon 66) adalah serat sintetik yang terbuat dari kopolimerisasi antara asam adipat dan heksametilendiamin membentuk polimer dengan struktur supermolekuler yang sangat kristalin. Serat nilon relatif sedikit mengandung gugus hidrofil dan mengandung gugus amina, sehingga sifatnya lebih hidrofil dibanding poliester. Pada kondisi normal serat nilon mempunyai kandungan air (moisture regain) sebesar kurang lebih 4%. Proses etching dengan GDP selama 20 menit menurunkan berat serat nilon sebesar 6%, sedangkan kekuatannya turun dari 228g menjadi 219g atau sebesar 4,4%.

Akrilik

Serat akrilik termasuk serat sintetik yang merupakan polimer hidrokarbon linier yang mengandung banyak gugus akrilonitril (lebih dari 85%). Proses etching GDP selama 20 menit menurunkan berat serat akrilik sebesar 6%, sedangkan kekuatannya turun dari 202g menjadi 198g atau sebesar 1,98%.

Rayon Asetat

Serat rayon asetat adalah serat regenerasi selulosa yang dimodifikasi, sehingga mengandung gugus asetat dan sifat-sifatnya jauh berbeda dengan serat rayon viskosa maupun serat kapas.

Grafting serat-serat tekstil dengan monomer tidak menurunkan kekuatannya tetapi justru meningkatkan. Adanya monomer tertentu dapat menambah friksi antara serat satu dengan yang lainnya, sehingga kemungkinan terjadi selip lebih kecil.

(source: majarimagazine)

Continue Reading...
 

Ikut ViskosaOnline

ViskosaOnline Copyright © 2009 Designed by Ipietoon